Jumat, 11 November 2016


1. Motivasi Belajar
1.1  Hakikat motivasi belajar
       Banyak para ahli khususnya dalam bidang psikologi yang berusaha untuk mengungkap tentang motivasi. Wood wort (1995:337) mengatakan: “A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”. Suatu motif adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, perilaku atau tindakan yang ditunjukan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motif yang dimilikinya. Hal ini seperti yang diungkapkan Arden (1957) “ motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning effort, and also define the set satisfying or unsatisfying consequences of goal”. Dari definisi tersebut maka jelas, kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan ditentukan kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi merupakan penjelmaan dari motif yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukan seseorang. Hilgard mengatakan, bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang.
       Bagaimana motivasi itu bisa muncul? Fededirc J.Mc Donald (1959:77) mengemukakan: “Motivasion is an energy change whitin the person characterize by effective arousal and anticipatory goal reaction”. Jadi, motivasi adalah suatu perubahan energy dalam diri seseorang yg ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, maka munculnya motivasi ditandai oleh adanya perubahan energy dalam diri seseorang yang mungkin disadari ataupun tidak. Misanya, seseorang merasa lapar oleh karena dia ada perubahan yang terjadi dalam sistem percernaan. Selanjutnya oleh karena adanya perubahan itu, maka muncul perasaan tertentu berupa ketegangan psikologis yang selanjutnya menimbulkan emosi. Perasaan emosi ini selanjutnya memunculkan perilaku bermotivasi. Kuat lemahnya motivasi seseorang itu akan sangat tergantung bagaimana perasaan (Ketegangan psikologis) yang dimiliki orang tersebut, hingga pada akhirnya muncul tindakan untuk memenuhi kebutuhan sebagai sumber ketegangan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. kebutuhan ini yang menimbulkan keadaan ketidak seimbangan (Ketidakpuasan), yaitu ketegangan – ketegangan dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpenuhi.
Kebutuhan seseorang selalu berubah – ubah. Sesuatu yang menarik dan dibutuhkan untuk saat sekarang belum tentu menarik dan dibutuhkan untuk saat yang lain. Itulah sebabnya motivasi sebagai suatu yang dinamis, yang kadang – kadang lemah dan kadang – kadang juga kuat.
b. Fungsi Motivasi
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Ada beberapa fungsi motivasi dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (1995) ada tiga fungsi motivasi.
1)      Mendorong Tingkah Laku atau Perbuatan
Anak dengan sukarela mengumpulkan batu untuk membuat benteng ketika bermain perang – perangan dengan teman – teman sebayanya. Tingkah laku yang ditunjukkan anak itu tiada lain karena adanya motivasi mereka. Tanpa adanya motivasi, jangankan mengmpulkan batu dalam jumlah banyak, menggeser satu buah pun belum tentu mau. Demikian juga, seorang ayah banting tulang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanpa motivasi jangankan bekerja membanting tulang, keluar kamar pun belum tentu mau. Hal ini menunjukan bahwa perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut motivasi.
2)      Motivasi Berfungsi sebagai Pengarah
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Anak – anak akan merasa tidak senang manakala aktivitasnya diganggu karena dia merasa hal itu dapat menghambat pencapaiaan tujuan.
3)      Motivasi Berfungsi sebagai Penggerak
Besar kecilnya motivasi seseorang akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Anak yang memiliki motivasi tinggi dalam mengerjakan suatu tugas akan membuat lebih cepat tugasnya itu selesai; sebaliknya, anak yang memiliki motivasi rendah, maka penyelesaian tugasnya selain nama juga akan rendah kualitasnya.
Memerhatikan ketiga fungsi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar merupakan salah satu tugas guru yang cukup penting.