1. Motivasi Belajar
1.1 Hakikat motivasi belajar
Banyak para ahli khususnya dalam bidang
psikologi yang berusaha untuk mengungkap tentang motivasi. Wood wort (1995:337)
mengatakan: “A motive is a set
predisposes the individual of certain activities and for seeking certain
goals”. Suatu motif adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, perilaku
atau tindakan yang ditunjukan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu
sangat tergantung dari motif yang dimilikinya. Hal ini seperti yang diungkapkan
Arden (1957) “ motives as internal
condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning
effort, and also define the set satisfying or unsatisfying consequences of
goal”. Dari definisi tersebut maka jelas, kuat lemahnya atau semangat
tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan
ditentukan kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi merupakan penjelmaan
dari motif yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukan seseorang. Hilgard
mengatakan, bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri
seseorang.
Bagaimana motivasi itu bisa muncul?
Fededirc J.Mc Donald (1959:77) mengemukakan: “Motivasion is an energy change
whitin the person characterize by effective arousal and anticipatory goal
reaction”. Jadi, motivasi adalah suatu perubahan energy dalam diri seseorang yg
ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, maka munculnya motivasi ditandai oleh adanya perubahan energy dalam
diri seseorang yang mungkin disadari ataupun tidak. Misanya, seseorang merasa
lapar oleh karena dia ada perubahan yang terjadi dalam sistem percernaan.
Selanjutnya oleh karena adanya perubahan itu, maka muncul perasaan tertentu
berupa ketegangan psikologis yang selanjutnya menimbulkan emosi. Perasaan emosi
ini selanjutnya memunculkan perilaku bermotivasi. Kuat lemahnya motivasi
seseorang itu akan sangat tergantung bagaimana perasaan (Ketegangan psikologis)
yang dimiliki orang tersebut, hingga pada akhirnya muncul tindakan untuk
memenuhi kebutuhan sebagai sumber ketegangan.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab
memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk
bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. kebutuhan ini yang menimbulkan
keadaan ketidak seimbangan (Ketidakpuasan), yaitu ketegangan – ketegangan dan
ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpenuhi.
Kebutuhan
seseorang selalu berubah – ubah. Sesuatu yang menarik dan dibutuhkan untuk saat
sekarang belum tentu menarik dan dibutuhkan untuk saat yang lain. Itulah
sebabnya motivasi sebagai suatu yang dinamis, yang kadang – kadang lemah dan
kadang – kadang juga kuat.
b.
Fungsi Motivasi
Proses
pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh
sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Ada beberapa fungsi
motivasi dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (1995) ada tiga
fungsi motivasi.
1)
Mendorong
Tingkah Laku atau Perbuatan
Anak dengan sukarela mengumpulkan batu
untuk membuat benteng ketika bermain perang – perangan dengan teman – teman
sebayanya. Tingkah laku yang ditunjukkan anak itu tiada lain karena adanya
motivasi mereka. Tanpa adanya motivasi, jangankan mengmpulkan batu dalam jumlah
banyak, menggeser satu buah pun belum tentu mau. Demikian juga, seorang ayah
banting tulang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanpa
motivasi jangankan bekerja membanting tulang, keluar kamar pun belum tentu mau.
Hal ini menunjukan bahwa perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang
muncul dari dalam yang disebut motivasi.
2)
Motivasi
Berfungsi sebagai Pengarah
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap
individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Anak – anak akan merasa tidak senang manakala
aktivitasnya diganggu karena dia merasa hal itu dapat menghambat pencapaiaan
tujuan.
3)
Motivasi
Berfungsi sebagai Penggerak
Besar kecilnya motivasi seseorang akan
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Anak yang memiliki motivasi tinggi
dalam mengerjakan suatu tugas akan membuat lebih cepat tugasnya itu selesai;
sebaliknya, anak yang memiliki motivasi rendah, maka penyelesaian tugasnya
selain nama juga akan rendah kualitasnya.
Memerhatikan
ketiga fungsi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu
pembelajaran. Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar merupakan salah
satu tugas guru yang cukup penting.